Senin, 25 Mei 2009

PROFESIONALISME GURU MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

Oleh: Isma Tantawi


I. Pendahuluan
Guru merupakan salah satu profesi dari sekian banyak profesi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Semakin maju suatu suku atau bangsa semakin banyak profesi yang berkembang, karena profesi lahir dari hasil perkembangan pemikiran masyarakat.

Profesi guru salah satu profesi yang agak berbeda dengan profesi lainnya. Guru tidak hanya dituntuk dapat menguasai satu bidang ilmu tertentu, tetapi lebih dari itu, yaitu guru harus mampu mentransper atau mengajarkannya kepada peserta didik dalam tingkatan tertentu, sesuai tuntutan kurikulum (SK, Standar Kompetensi dan KD, Kompetensi Dasar).

Kurikulum pendidikan nasional dirancang dan disusun oleh para pemikir di bidang pendidikan yang disesuaikan dengan falsafah negara Republik Indonesia, sehingga tercapai tujuan pendidikan nasional, yaitu menciptakan manusia seutuhnya dan diharapkan dapat ikut mengakses zaman era globalisasi.

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, apa beberapa komponen yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional, sehingga guru dapat menjadi panutan, contoh, teladan, baik di depan kelas maupun di tengah-tengah masyarakat.

II. Kompetensi Kepribadian dan Sosial
Di Indonesia kita menggunakan istilah pendidikan bukan pengajaran. Hal ini memiliki perbedaan makna yang sangat jelas. Pengajaran hanya mengandung makna bagaimana mengajar peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu dari bodoh menjadi pintar. Sedangkan pengajaran mengandung makna bahwa peserta didik dituntut bukan hanya dari tidak tahu menjadi tahu dari bodoh menjadi pintar, tetapi lebih dari itu, yaitu guru harus mampu merubah tingkah laku peserta didik dari tidak baik menjadi baik, sopan, bermoral, disiflin, tanggung jawab, dan sejenisnya.

Berdasrkan tuntutan di atas, maka seoarang guru dituntut memiliki kompetensi kepribadian dan sosial, minimal seperti berikut ini:
1. Kedisiplinan
2. Penampilan
3. Kesantunan berprilaku
4. Kemampuan bekerjasama
5. Kemampuan berkomunikasi
6. Komitmen
7. Keteladanan
8. Semangat
9. Empati
10. Tanggung jawab

Dengan menjiwai sepuluh komponen di atas, guru benar-benar akan dapat menjadi paporit bagi peserta didik, sehingga peserta didik menganggap guru sebagai seorang yang wajar dicontoh, ditiru, diteladani baik ucapannya maupun perbuatannya.

III. Kemampuan Profesional
Pada zaman dahulu seorang guru ditugasi untuk mengajar beberapa bidang studi, akibat kekurangan guru. Namun pada saat ini guru harus diberi tugas sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki, yang diperoleh melalui peringkat pendidikan tertentu. Bertujuan untuk dapat menyampaikan ilmu kepada peserta didik secara luas dan mendalam.

Guru yang profesional adalah guru yang dapat menjabarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam kurikulum ke berbagai model pembelajaran dengan mengidentifikasi Tujuan Intruksional Umum (TIU) atau Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) dan Tujuan Intruksional khusus (TIK) atau Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK). Kemudian dilengkapi dengan motode dan media yang sesuai dengan SK dan KD, menyusun materi, dan evaluasi, semuanya tertuang di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Yang sering menjadi kenadala di lapangan, sebagian guru kurang mampu menyusun materi sesuai dengan tuntutan kurikulum. Apalagi saat ini perkembangan ilmu sangat pesat. Jadi, guru yang tidak aktif mengikuti perkembangan akan ketinggalan dengan guru-guru yang selalu memburu informasi baru.

Guru profesional adalah guru mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tidak pernah merasa cukup dengan ilmu yang sudah dimiliki. Rajin membeli dan membaca buku, mengikuti seminar, pelatihan, diskusi, dan semua jenis kegitan ilmiah lainnya.

IV. Metode Mengajar
Seorang guru profesional tidak hanya dituntut mampu mnguasai materi, menjabarkan kurikulum, dan mencantumkan metode di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tetapi materi harus disajikan di depan kelas dengan bemacam-macam problema kepribadian.

Secara konvensional kegiatan pembelajaran dapat dibagi menjati tiga tahap:
1. Kegiatan awal
2. Kegiatan inti
3. kegiatan Akhir
Pelaksanaan kegiatan pertama, kedua, dan ketiga harus dilakukan secara sistematis, karena urutan ini telah disesuaikan dengan skema prilaku (kejiwaan) peserta didik. Mengikuti skema tersebut berarti kita mengikuti pola pikir yang ada pada pesrta didik.
Dalam kegiatan inti, seorang guru harus dapat menentukan metode yang sesuai dengan SK dan KD yang diajarkan dalam pertemuan tersebut. Namun harus semuanya berlangsung secara demokratis dan saling menghargai antara guru dangan peserta didik dan antar peserta didik sesuai dengan teori quantum, yang telah lama berkembang di negara-negara maju.

V. Media
Media adalah alat bantu untuk menyampaikan pesan. Guru (komunikator) akan mudah menjelaskan pesan (komunike) kepada peserta didik (komunikan. Oleh sebab itu, pembelajaran yang berhasil harus mengunakan media sesuai dengan pesan yang akan disampaikan kepada peserta didik. Sebagai contoh ada tiga macam media:
1. Audio
2. Vidio
3. Audio-Vidio

Ketiga media di atas akan dapat membantu guru untuk menjelaskan materi pembelajaran dan dapat pula membantu peserta didik menerima materi pembelajaran. Dan masih banyak media-media lain yang dapat digunakan dalam pembelajaran.


VI. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Guru adalah salah satu profesional yang sangat terhormat dan sekaligus sebagai amalan atau ibadah.
2. Guru harus memilki kompetensi kepribadian dan sosial.
3. Guru harus menguasai ilmu secara profesional dan mampu mentrannsper kepada peserta didik, dengan menggunakan metode dan media yang sesuai. Sehingga peserta didik dapat menerima pesan pembelajaran secara luas dan mendalam.

BAHAN BACAAN

Ali Maksum.2004.Paradigma Pendidikan Universal. IRCiSoD:Yogyakarta.
Choirul Mahfud. 2006. Pendidikan Mutikultural.Pustaka Pelajar:Yogyakarta.
C.Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.
Chalijah Hasan. 1994. Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan: AL-Ihlas:
Surabaya.
Depdiknas . 2006. Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK,SD,SMP,SMA,
SMK &SLB.Jakarta: BP Cipta Karya.
M.arifin.1994. Ilmu Pendidikan Islam. Bumi Aksara: Jakarta.
Munandar bSulaiman.1995. Ilmu sosial Dasar. Erisco: Bandung.
Muh Farozin, Kartika Nur Fathiyah. 2004. Pemahaman Tingkah Laku. Rineka
Cipta: Jakarta .
Mudhoffir.1995.Teknologi Instruksional. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Nana Sudjana. 1989. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Disekolah.
Sinar Baru: Bandung.
Sudarwan Danim. 2002. Inovasi Pendidikan :Dalam Upaya Meningkatkan Propesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Suharsimi Sarikunto. 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara:
Jakarta .
Suyanto dan Djihad Hisyam. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan
Indonesia Memasuki Millenium III. Yogyakarta : Adi Cita.
Tim Instruktur.2008. Pendidikan dan Latihan Profesional Guru. UNIMED: Medan.
Zakiyah Darodjat.1996. Metodologi Pengajaran Agama. BumiAksara: Jakarta.
PROFIL PENULIS

Drs. Isma Tantawi, M.A.
Lahir Pada Tanggal 07 Pebruari 1960
Di Kampung Mangang, Kecamatan Rikit Gaib
Kabupaten Gayo Lues Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Tel: (061) 8225019 HP: 08126543562
FAX :061-8215956 E-mail:cempalagayo@gmail.com

Pendidikan
- SD Negeri Mangang, tahun 1973
- SMP Negeri Blangkejeren, tahun 1977
- SMA Negeri Kutacane, tahun 1980
- Sarjana Sastra USU, tahun 1985
- Masters of Art Universiti Sains Malaysia, tahun 2006

Pengalaman Pekerjaan
- Kepala SMA Dwitunggal Medan (1988-1990)
- Kepala SMA Berdikari Medan (1990-1991)
- Kepala STM Medan Area Medan (1991-2009)
- Kepala SMA Mayjend Sutoyo Medan (1994-2005)
- Kepala STM Mayjend Sutoyo Medan (1994-2005)
- Kepala SMP Mayjend Sutoyo Medan (2001-2005)
- Dosen Universitas Darmawangsa (2002-2009)
- Dosen Tamu Kolej Sentral Kuala Lumpur (2005-2009)
- Dosen Universitas Terbuka (2006-2009)
- Dosen Tetap Fakultas Sastra USU (1986-2009)

Hasil Karya
- Harapan dan Kenyataan Organisasi Gayo, Naskah Seminar, 1992
- Kumpulan Puisi “ Gayoku Sayang “ , 1994
- Pincipta Syair Kaset “ Kalam Janyi ”, 2000
- Asal-usul dan Karakter Suku Gayo, Naskah Seminar, 2000
- Budaya Politik Kita, Naskah Seminar, 2000
- Didong Gayo Lues: Yang Terlupakan dari Kaki Gunung Leuser, Naskah Seminar Internasional 2005
- Adat Perkawinan Suku Gayo Lues, Naskah Seminar Nasional, 2005
- Didong Gayo Lues: Satu Analisis Pemikiran Masyarakat Gayo, 2006
- Didong: Analisis Keindahan Bahasa dan Fungsi Sosial, Jurnal Ilmiah “Logat”, 2006
- Dialek dan Fungsi Bahasa Daerah di Aceh Tenggara, Naskah Seminar, 2007
- Orientasi dan Sejarah Suku Gayo, Naskah Seminar, 2008
- Pemikiran Islam Dalam Sastra Tradisi, Jurnal Ilmiah “Logat”, 2008
- Buah Pikiran Andrea Hirata dalam Novel Laskar Pelangi, 2008
- Buku Pilar-Pilar Kebudayaan Gayo Lues, Segera Beredar !
- Kumpulan Puisi “Persangrahan” Segara beredar!

Pelatihan

- Pelatiham Penelitian, USU, 1998
- Pelatihan Penulisan di Jurnal, USU,2000
- Peningkatan Manajemen Mutu, USU, 2001
- Peningkatan Manajemen Sekolah, Diknas, 2004
- Applied Approach (AA), USU, 2008
- Pelatihan Penyusunan Buku Bahan Ajar, 2009


Disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Gayo Lues, di Belang Kejeren, tanggal 4 April 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar