Senin, 25 Mei 2009

Sastra Bandingan: Disiplin Ilmu Baru di Indonesia

Drs. Isma Tantawi
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara


I. Pendahuluan
Sastra bandingan merupakan salah satu disiplin ilmu di dalam mengkaji karya sastra. Ilmu yang memiliki kerangka dan acuan tersendiri untuk mendekati karya sastra. Sastra bandingan adalah salah satu disiplin ilmu yang baru di Indonesia. Hal ini ditandai dengan sampai saat ini belum ada organisasi yang khusus untuk mengurusi sastra bandingan dan belum ada universitas-universitas di Indonesia menawarkan jurursan sastra bandingan kepada calon mahasisawa apa lagi mennghasilkan lulusan-lulusan yang khusus mengkaji Sastra Bandingan. Bahakan masih sangat kurang dijumpai buku-buku yang khusus membahas Sastra Bandingan yang dikarang oleh pengarang Indonesia dan dan di terbitkan di Indonesia.

Kenyataan di atas sangat berbeda dengan yang terjadi di negara-negara maju lainnya. Sastra Bandingan sudah dikenal sejak satu abad yang lalu. Sastra Bandingan suadah mengisi lembaran sejarah kesusastraan. Universitas-universitas sudah menwarkan disiplin ilmu yang khusus mengkaji dan mempelajari Sastra Bandingan dan telah pula menghasilkan lulusan-lulusan yang bemutu.
II. Istilah dan Defenisi
Sebelum memahami Sastra Bandingan ada beberapa istilah yang harus diketahui, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang Sastra Bandingan. Sastra Bandingan lahir dari seorang pengarang yang berasal dari daerah tertentu, mengandung nilai-nilai tertentu pula dan melalui tapan-tahapan dan proses, sehingga dapat dikatagorikan menjadi Sastra Dunia. Sastra Dunia menjadi objek kajian Sastra Bandingan.

Ada beberapa istilah yang perlu dikemukakan, seperti sastra daerah (etnis), sastra nasional, sastra dunia, sastra bandingan, dan sastra umum. i) Sastra daerah adalah hasil karya sastra yang dihasilkan oleh sastrawan yang berasal dari daerah tertentu dan menggunakan bahasa daerah serta mengandung tema lokal. ii) Sastra nasional adalah karya sastra yang dibuat pengarang yang berasal dari negara tertentu dan menggunakan bahasa nasional serta mengandung tema nasional. Sastra nasional merupakan puncak-puncak dari sastra daerah. iii) Sastra dunia adalah sastra yang mengandung nilai seacara universal. Sastra dunia mengangkat tema dari nilai-nilai yang berlaku secara umum di dunia dan tidak dibatasi oleh bahasa dan pilitik secara nasional. Jadi, sastra dunia juga merupakan puncak-puncak kesusastraa nasional. iv) Sastra bandingan adalah salah satu disiplin ilmu di dalam kesusastraan yang khusus mengkaji sastra dunia. Dalam sastra bandingan pengkajian ditekankan kepada sejarah munculanya pemikiran di dalam karya sastra yang melewati batas-batas sastra nasional. Jika terdapat ada pemikiran yang ebrbeda, maka kajian dianggab sudah selesai, namun sebaliknya kalau ada ditemui pemikiran yang sama atau memiliki persamaan, maka kajian akan dilanjutkan. Kajian ditekan kepada pencarian data tentang terjadinya kesamasan. Dalam sastra bandingan karya sastra yang boleh dibandingkan hanya karya sastra yang lahir dari dua sastra nasional yang berbeda poltik dan latar belakang budayanya. v) Sastra umum adalah sastra yang menyangkut kepada hal yang umum dan berhubungan dengan karya sastra. Misalnya, aliran dalam kesusastraan (realisme, romantis), aliran kritik di dalam kesusastraan (struktural, semiotika), sejarah kesusastraan, dan lain-laian.

III. Sejarah dan Tujuan Sastra Bandingan
Di awal perkembangan peradaban di atas dunia ini tidak terjadi secara simultan, tetapi terjadi pada daerah dan bagaian tertentu saja. Misalnya seperti di beberapa negera terkemuka di dunia masih didominasi bahasa Latin. Bahasa Latin dianggab sebagai bahasa yang terhormat dan bermartabat. Bahasa Latin digunakan sebagai bahasa dalam upara ritual, keagamaan, dan kesusastraan, walaupun negara-negara tertentu sudah mempunyai bahasa nasional sendiri.

Keadaan tersebut di atas berlansung lama, namun setelah lahir kesadaran politik dan bahasa nasional masing-masing negara mulai timbul rasa ingin berekspresi dengan bahasa nasioanal sendiri. Akhirnya lahirlah karya-karya sastra yang menggunakan konvensi budaya sendiri dan dikomunikasikan juga dengan bahasa nasional sendiri pula. Setiap negara menyanjung dan lebih memartabatkan sastranya sendiri jika dibandingkan dengan kesusastraan negara-negara lain.

Perkembangan tersebut di atas sebenarnya sangat tidak menguntungkan bagi pertumbuhan budaya seacara universal di permukaan bumi ini. Oleh sebab itu, lahirlah disiplin ilmu sastra bandingan yang bertujuan untuk mengkaji sastra-sastra nasional yang lahir dari negara-negara yang sudah mempunyai kesadaran politik dan bahasa sendiri. Tujuannya adalah untuk melihat nilai-nilai yang bersifat universal dan perkembangan buah fikiran dari setiap negara yang diungkapkan sastrawan melaui karya-karyanya.

Kehadiran sastra bandingan ke dalam dunia satra juga bertujuan untuk menghilangkan pandangan yang sempit dan untuk menghilangkan isolasi sejarah suatu bangsa, terutama sejarah kesusastraan yang pernah ditulis oleh para sejarawan pada masa lalu. Sastra bandingan bertujuan untuk mengkaji nilai-nilai yang tertuang di dalam karya-karya agung dunia serta mencari kesamaan yang dilanjutkan kajian pengaruh, pengaruh langsung atau pengaruh tidak langsung.

Di samping istilah sastra dunia, lahir pula istilah sastra bandingan. Istilah sastra bandingan pertama sekali digunakan oleh Noel dan Laplace pada tahun 1816 di Perancis dengan istilah Cours de Literature Compare. Kemudian disusul oleh Abel Francois Villemain dan Ampere pada tahun 1829 dengan istilah literature comparee. Kemudian menjadi salah satu disiplin ilmu di Universitas Sorbonne diperkenalkan oleh Joseph Texte pada tahun 1897, lebih kuran 100 tahun yang lalu.

Mathew Arnold memperkenalkan sastra bandingan di Inggeris pada tahun 1840 dengan istilah comparative literature dan pada tahun 1921 sastra bandingan baru diakui sebagai disiplin ilmu di universitas-universitas. Kemudian di Jerman diperkenalkanm pada tahun 1920-an. Di Belanda diperkenalkan oleh William de Clerq pada tahun 1824.

Di benua Asia yang pertama menggunakan sastra bandingan adalah Jepang pada tahun 1930-an. Di Universitas Jadavpur India diperkenalkan oleh Buddhadeva Bose pada tahun 1956. Di RRC sastra bandingan diperkenalkan oleh Tan Yi Yu pada tahun 1948. Di Taiwan sastra bandingan diperkenalkan pada tahun 1971. Di Indonesia sastra bandingan baru pada tahun 1980-an, hal itupun baru hanya sebagai salah satu disiplin ilmu pelengkap di dalam mengkaji sastra Indonesia. Kajian lebih melihat kepada pengaruh asing di dalam sastra Indonesia.

IV. Disiplin Ilmu Sastra Bandingan di Indonesia
Kajian sastra bandingan di Indonesia masih melihat sebagai bahan pelengkap pemahaman terhadap sastra Indonesia.Hal tersebut juga memang sangat beralasan, kerena pertumbuhan sastra Indonesia selalu dikuti oleh terjemahan atau saduran karya-karya asing. Kadang-kadang sastra terjemahan lebih mendahului tumbunya karya-karya asli sastra Indonesia. Oleh karena itu, untuk memahami sastra Indonesia sangat diperlukan uraian dan penjelasan karya asing di Indonesia.

Teori sastra bandingan di Indonesia masih belum mendapat perhatian dari para penulis buku di Indonesia. Masih sangat sedikit bubu-buku dan artikel yang mengungkapkan dan menguraikan tentang sastra bandingan. Hal ini disebabkan tidak adanya wadah, baik wadah-wadah dalam bentuk lokakarya atau seminar maupun lembaga universitas yang menawarkan bidang keahlian tentang sastra bandingan. Akibatnya tidak ada terjadi penelitian atau pengkajian yang merupakan cikal-bakal untuk penerbitan buku.
Melalui Informasi Pustaka Kebahasaan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa penulis peroleh 16 artikel tentang sastra bandingan dan semuanya ditulis oleh pengarang asing. Begitu juga pada saat penulis ingin mempelajari sastra bandingan, penulis harus berhadapan dengan buku dan pengarang asing.

Teori sastra bandingan yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh pengarang dan penerbit Indonesia masih sangat kurang dan jumlahnya masih dapat dihitung dengan jumlah jari tangan di samping materi yang disajikan pun masih sangat bersifat sederhana. Bubu-buku itu adalah sebgai beriku:

Pertama, Buku yang berjudul Beberapa Gagasan Teater karya Saini KM. Diterbitkan di Yogyakarta oleh CV. Nur Cahaya tahun 1981. Pengarang di dalam buku ini hanya menguraikan tentang defenisi drama dan pembagian drama serta mencantumkan beberapa contoh karya drama yang pernah popular secara internasional. Seperti Hamlet karrya Shakespeare, Tristan Und Isolde karya Wagner, Berenice karya Racine, dan Oedipus Rex karya Sophocles yang diikuti dengan penjelasan ringkas.

Kedua, Dari Khasanah Sastra Dunia karya Jakob Sumarjo diterbitkan Bandung oleh penerbit Alumni pada tahun 1985. Dalam buku ini pengarang hanya menguraikan perkembangan sastra terjemahan di tanah air dan contoh sastra terjemahan dari beberapa negara dengan melampirkan resume cerita masing-masing novel.

Ketiga, Sastra Bandingan Ruang Lingkup dan Metode karya Razali Kasim. Buku ini diterbitkan di Medan oleh USU PRESS pada tahun 1996. Dalam buku ini pengarang lebih banyak menyadur teori dan sejarah sastra bandingan dari pengarang-pengarang asing dan hanya sedikit saja yang merupakan hasil analisis dan uraian pengarang. Namun buku ini dianggab lebih memadai menjadi bahan bacaan tentang sastra bandingan.

Keempat, Antologi Esai Sastra Bandingan Dalam Sastra Indonesia Modern. Buku ini diterbitkan di Jakarta oleh Yayasan Obor Indonesia pada tahun 2003. Dalam buku ini melibatkan beberapa penulis dan setiap tulisan berisi pandangan umum tentang sastra bandingan di Indonesia serta memberikan beberapa contoh pengaruh sastra asing di dalam sastra Indpnesia.

Di samping buku-buku teori di atas, ada beberapa sastra terjemahan ditemui di Indonesia. Pertama, sastra terjemahan dari Jepang, contohnya Jembatan Impian karya Junichiro Tanizaki, Senandung Ombak karya Yukio Mishima. Keindahann dan Kepiluan dan Rumah Perawan karya Yasunari Kawabata, dan Kappa karya Ryunosuka Akutagawa.

Kedua, sastra terjemahan dari Perancis contohnya Theseus karya Andre Gide, Monthe Cristo dan Wanita Berbunga Camelia karya Alexandre Dumas, dan Pangeran Kecil karya Antoine de Saint Exupery.

Ketiga, sastra terjemahan Amerika contohnya Surat dari Peking karya Pearl S. Buck, Pertempuran Penghabisan karya Ernest Hemingway, Daisy Manis karya Henry James, dan Dataran Tortila dan Mutiara karya John Steinbeck.

Keempat, sastra terjemahan dari Belanda dan Rusia contohnya Si Benalu karya Nescio, Sebuah Rumah Nun di Sana karya Beb Vuyk, Rumah Tangga yang bahagia karya Leo Tolstoi, Sehari Dalam Kehidupan Iwan Denisovich karya Alexander Solzhenitsin, Oliver Twist karya Charlesd Dickens, dan Lampu Minyak Ibu Hasyim karya Yahya Hakki.

V. Kesimpulan
Sastra bandingan di dunia barat sudah berkembang lebih kurang dua abad yang lalu. Hal ini ditandai oleh adanya catatan sejarah sastra bandingan di dalam buku-buku yang diterbitkan oleh dunia barat sedangkan di Benua Asia sastra bandingan baru diperkenalkan pada tahun 1930-an.
Sastra bandingan di Indonesia masih merupakan disiplin ilmu baru. Sampai saat ini belum ada universitas-universitas menawarakan bidang keahlian sastra bandingan. Sastra bandingan masih saja dianggap sebagai pelengkap saja dalam mempelajari sastra Indonesia, sehingga jurusan atau program studi hanya menawarkan mata kuliah sastra bandingan. Kajian Sastra bandingan di Indonesia lebih melihat kepada pengaruh sastra asing di dalam sastra Indonesia. Kajian belum memperkenalkan teori sastra bandingan secara lengkap dan sesuai dengan makna kajian sastra bandingan.


Daftar Pustaka
Abdul Ahmad. 1994. Kesusastraan Bandingan Sebagai Satu Disiplin.
Kuala Lumpur:Dewan Bahasa dan Pustaka.

B. Trisna dkk.2003. Antologi Eesai Sastra Bandingan Dalam Sastra Indonesia Modern. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Rajali Kasim. 1996. Sastra Bandingan. Medan: USU Press.

Sahlan Muhd. Saman, 1990. Sastra Bandingan Kaedah dan Perspektif (Terjemahan). Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Saini KM. 1981. Beberapa Gagasan Teater. Yogyakarta. CV Nur Cahaya.

Shamsuddin Jaafar.1999. Pengenalan Kritis Kesusastraan Bandingan (Terjemahan). Kuala Lumpurr: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Sohaimi Abdul Aziz. 2001. Kesusastraan Bandingan Perkembangan, Pendekatan, Praktis. Slangor: Yeohprinco SDN BHD.

Jakob Sumarjo. 1985. Dari Khazanah Sastra Dunia. Bandung: Alumni.

1 komentar:

  1. Salam Sejahtera, Pak. Apa boleh saya pinjam buku-buku dalam daftar pustaka tersebut? Saya butuh karena sedang menyusun skripsi tentang sastra bandingan. terima kasih. Ditunggu jawabannya

    BalasHapus